Halaman
Biologi SMA/MA Kelas XII
123
PEWARISAN SIFAT
5
Dalam setiap keluarga biasanya terdapat kesamaan ciri-ciri fisik anak dengan
orang tuanya, misalnya bentuk rambut, hidung, warna kulit, dan lain-lain.
Tetapi ada juga persamaan dan perbedaan dari sifat-sifat yang tidak tampak,
misalnya kecerdasan, bakat, suara, kesabaran. Pernahkan Anda berpikir
dari manakah sifat-sifat diri kita sendiri itu muncul?
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena
dibekali akal budi sehingga mampu mengembangkan ilmu pengetahuan.
Untuk itulah ditemukan suatu ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar yang
menjadi landasan dalam pewarisan sifat pada makhluk hidup. Anda akan
mempelajarinya pada bab ini.
Tujuan Pembelajaran
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang prinsip hereditas dan pewarisan sifat.
Dengan mempelajari materi ini pada bab ini, diharapkan Anda mampu mendeskrip-
sikan proses dan hasil pewarisan sifat serta mengetahui penerapannya dalam
kehidupan.
Kata Kunci
•
fenotipe
•
genotipe
•
tautan
•gen
•
dihibrid
•
monohibrid
•alel
•
homozigot
•
heterozigot
Coba Anda amati foto pada Gambar 5.1! Adakah kemiripan fisik anak
dengan kedua orang tuanya?
Gambar 5.1 Ayah, ibu, dan anak
Sumber: Joned, 2006
Biologi SMA/MA Kelas XII
124
PETA KONSEP
Prinsip Hereditas
Hukum pewarisan sifat
Keturunan Normal
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
meliputi
terdiri atas
dipelajari pada
dipelajari pada
diperoleh
jika terjadi
dapat berupa
Hukum I Mendel
Persilangan Monohibrid
Hukum II Mendel
Persilangan Dihibrid
Interaksi gen
Interaksi alel
Tautan
Pindah silang
Biologi SMA/MA Kelas XII
125
Masih ingatkah Anda pelajaran di SMP/
MTs tentang sel dan bagian-bagiannya? Di
dalam sel terdapat nukleus (inti sel). Di dalam
nukleus terdapat kromosom. Kromosom adalah
benang-benang halus yang berfungsi sebagai
pembawa informasi kepada keturunannya.
Kromosom terdiri atas satuan kecil yang disebut
gen. Gen inilah yang mengatur sifat yang akan
diwariskan pada keturunan selanjutnya.
Adanya sifat-sifat yang diwariskan dari
orang tua (induk) kepada keturunannya sudah
lama diketahui. Tahukah Anda orang yang
sangat berjasa dalam prinsip pewarisan ini
adalah
Gregor Johann Mendel
(1858 – 1866) seorang tabib di Brumn,
Austria? Bagaimana hasil penemuan Mendel sehingga dapat disebut sebagai
Bapak Genetika? Mari kita pelajari bersama dalam uraian berikut!
1. Hukum I Mendel
Mendel diakui sebagai Bapak Genetika karena dianggap sebagai penemu
prinsip dasar penurunan sifat (hereditas) yang sering dikenal dengan hukum
Mendel. Dalam percobaannya, Mendel menanam tanaman kacang ercis
(
Pisum sativum
) dan memeriksa keturunan-keturunannya. Keputusan
Mendel untuk menggunakan kacang ercis (
Pisum sativum
) sebagai bahan
percobaannya sangat tepat, karena tanaman ini kuat dan tumbuh dengan
cepat. Daun bunga seluruhnya menutupi organ-organ seksnya sehingga
serangga jarang dapat masuk ke dalam organ-organ seksnya dan akan terjadi
penyerbukan sendiri. Agar dapat terjadi penyerbukan silang, Mendel
membuka kuncup-kuncupnya dan membuang benang sari sebelum masak,
kemudian menyapu-nyapukan serbuk sari dari tanaman lain pada putik.
Keuntungan yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan
keturunan varietas yang berlainan secara nyata. Di antara varietas kacang
ercis memiliki pasangan sifat beda yang menonjol. Lihat Gambar 5.3!
Sumber: Jendela Iptek, 2000
Gambar 5.2 Gregor Johann
Mendel
A POLA-POLA HEREDITAS
Biologi SMA/MA Kelas XII
126
Sebelum mempelajari percobaan Mendel Anda perlu mengingat kembali
pelajaran di SMP/MTs tentang pewarisan sifat. Coba Anda ingat kembali
simbol-simbol yang digunakan yaitu: P digunakan untuk sebutan induk,
simbol parental, F (Filius) untuk sebutan keturunan, misalnya F1 berarti
keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, yang artinya keturunan
dari hasil persilangan antar-F1 dan seterusnya. Lihatlah Tabel 5.1 tentang
simbol-simbol yang digunakan untuk persilangan agar memudahkan Anda
dalam mempelajari persilangan.
Tabel 5.1 Simbol-Simbol Persilangan
Keterangan
Hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda
Sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar
misalnya HH (halus), KK (kuning).
Sifat yang kalah, diberi simbol huruf kecil misalnya hh (kasar), kk
(hijau).
Sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah dominan
(simbol M), sedangkan putih resesif (simbol m) maka merah muda
adalah intermediet (simbol Mm).
Merupakan sifat yang ditentukan oleh gen. Misalnya MM, Mm.
Sifat yang muncul dari luar karena adanya akibat dari hubungan
antara faktor genotipe dan lingkungannya.
Simbol
Hibrid
Dominan
Resesif
Intermediet
Genotipe
Fenotipe
Gambar 5.3 Sifat beda kacang ercis dari percobaan Mendel (Monohibrid)
Panjang
batang
Letak
bunga
Bentuk
polong
Warna
polong
Warna
bunga
Bentuk
biji
Warna
biji
tinggi ketiak batang halus hijau berwarna halus kuning
pendek ujung batang keriput kuning putih
keriput hijau
Sumber: Ilustrasi Bayu dan Haryana
Biologi SMA/MA Kelas XII
127
a. Persilangan Monohibrid
Setelah Anda mengingatnya kembali, mari kita pelajari percobaan Mendel.
Sebelum melakukan percobaannya, tanaman kacang ercis (
Pisum sativum
)
melakukan penyerbukan sendiri sehingga mendapatkan varietes galur murni.
Setelah mendapatkannya, maka Mendel baru melakukan percobaannya
dengan satu sifat beda untuk setiap persilangannya. Misalnya, mempersilang-
kan antara kacang ercis berbiji bulat dengan berbiji keriput. Hasil persilangan-
nya menghasilkan keturunan kacang ercis berbiji bulat, dan hasilnya terlihat
muncul satu sifat beda kemudian seterusnya dilakukannya lagi persilangan
dengan sifat beda lainnya dan menghasilkan 7 macam sifat beda. Dari hasil
pengamatannya pada keturunan pertama (F1) menunjukkan ciri-ciri yang
sama dengan salah satu induknya. Hal itu dapat Anda lihat pada Tabel 5.2
berikut ini!
Tabel 5.2 Percobaan Mendel dari Persilangan dengan Satu Sifat Beda
Setelah mendapatkan hasil seperti pada tabel di atas, kemudian Mendel
mengulang percobaannya dengan menyilangkan keturunan pertama (F1)
yang dijadikan sebagai induk (P2), ternyata menghasilkan keturunan F2
yang beraneka ragam. Dari hasil pengamatannya, sifat resesif yang tidak
muncul pada keturunan F1 akan muncul di keturunan F2.
Keterangan
Merupakan bentuk dari gen yang sama pada pasangan kromosom
homolog, misalnya gen K mempunyai alel k sehingga gen dan alel
ditulis KK dan kk.
Kebalikan dari homozigot yaitu individu yang mempunyai
pasangan gen dan alel yang tidak sama. Misalnya, kulit halus
dominan simbol H dan kulit kasar simbol h resesif. Maka Hh adalah
heterozigot.
Bentuk alternatif suatu gen yang menempati lokus yang sama
dengan pasangan kromosom homolog misalnya gen B memiliki alel
b sehingga gen dan alel dapat ditulis BB atau Bb.
Simbol
Homozigot
Heterozigot
Alel
No
1
2
3
4
5
6
7
Sifat Beda
Batang panjang >< batang pendek
Bunga di kerak batang >< bunga di ujung batang
Polong halus >< polong berlekuk
Polong hijau >< polong kuning
Kulit biji berwarna >< kulit biji putih
Biji bulat >< biji keriput
Biji kuning >< biji hijau
F1
Batang panjang
Bunga di ketiak batang
Polong halus
Polong hijau
Kulit biji berwarna
Biji bulat
Biji kuning
Biologi SMA/MA Kelas XII
128
Mendel beranggapan sifat resesif muncul karena sifat beda yang dimiliki
induknya adalah berpasangan. Jadi, dalam persilangannya masing-masing
induknya akan memberikan satu fakta sifat beda kepada keturunannya
sehingga akan menerima 2 fakta sifat beda dari masing-masing induknya.
Agar lebih jelas, coba Anda perhatikan dan amati diagram berikut ini!
Untuk mempermudahnya dapat pula digunakan tabel, perhatikan!
Dari diagram dan tabel dapat kita lihat perbandingan fenotipe dari F2
adalah = 3 : 1 = bulat : keriput.
Sedangkan untuk perbandingan genotipenya F2 dapat kita lihat adalah
1 : 2 : 1 = BB : Bb : bb
Dengan demikian gen faktor bulat (B) adalah dominan terhadap faktor
keriput (b) dan Bb adalah individu yang mempunyai fenotipe biji bulat.
Mendel melakukan percobaannya berulang kali, ternyata hasilnya sama seperti
dapat dilihat tabel berikut ini.
B
b
B
BB (bulat)
Bb (bulat)
b
Bb (bulat)
bb (keriput)
P1
(parental)
Genotipe
Fenotipe
Gamet
Kacang ercis
(berbiji keriput)
bb
keriput
b b
Kacang ercis
(berbiji bulat)
BB
Bulat
B B
><
Kacang ercis
(berbiji keriput)
Bb
B b
Kacang ercis
(berbiji bulat)
Bb
B b
Gamet
Bb
Bulat
F1
(Fillus 1)
F2
P2
○○○○○○○○○○○
><
○○○○○○○
○○○○○○
○○○○○○
><
○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○
><
BB
Bulat
Bb
Bulat
Bb
Bulat
bb
Keriput
○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○
Biologi SMA/MA Kelas XII
129
TUGAS KELOMPOK
Dari data tersebut dapat dilihat perbandingan rata-rata sifat dominan :
resesif pada F2 adalah 3 : 1.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta
yang ada, maka muncullah Hukum I Mendel /Hukum Segregasi yang
berbunyi : “Pada peristiwa pembentukan gamet, gen yang merupakan
pasangannya memisah secara bebas”. Setiap sel gamet akan memperoleh
satu gen dari pasangan tersebut. Kemudian Mendel membuat suatu
kesimpulan seperti berikut.
1) Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor
keturunan yang dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum
mengenal gen); yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari
induk betina.
2) Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif
sesamanya, misalnya bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut
alel
.
3) Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu
tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif.
4) Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan
faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.
5) Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu
dominan atau resesif saja.
Setelah Anda memahami percobaan Mendel, cobalah Anda
menyilangkan biji ercis warna merah sebagai sifat dominan dan warna
putih sebagai resesif. Persilangan ini menganut Hukum I Mendel.
Buatlah diagram persilangannya dengan tabel dan tentukan hasil-
hasilnya! Kerjakan di buku tugas Anda!
Selain tumbuhan, sifat dominan dan resesif juga terjadi pada manusia,
seperti yang dimiliki dalam keluarga Anda. Dalam satu keluarga akan
tampak sifat-sifat dominan dan sifat-sifat yang dapat tampak atau tidak
tampak (resesif). Sifat-sifat apakah yang selalu muncul dan yang tidak
muncul? Coba Anda lakukan kegiatan berikut ini!
Induk (P)
Tinggi >< pendek
Halus >< kisut
Kuning >< hijau
Keturunan (F1)
Tinggi
Halus
Kuning
K
eturunan 2 (F2)
787 tinggi : 277 pendek
5474 halus : 1850 kisut
6022 kuning : 2000 hijau
Biologi SMA/MA Kelas XII
130
KEGIATAN
KELOMPOK 1
kelopak
berlipat
aliran kiri
Tujuan
:
Mengetahui sifat-sifat yang muncul dan yang
tidak muncul pada keluarga
Alat dan bahan
:
Kertas dan pena
Cara Kerja
:
1. Coba amati dan perhatikan sifat-sifat fisik yang terdapat pada
seluruh keluarga Anda. Dapat dimulai dari kakek dan nenek
sampai saudara sekandung Anda.
2. Perhatikan sifat-sifat yang muncul dan yang tidak muncul dari
seluruh keluarga Anda. Misalnya, jenis rambut, bulu mata lentik,
dan lain-lain.
3. Isikanlah hasil pengamatan Anda dalam tabel berikut ini!
Salinlah tabel ini di buku tugas Anda!
4. Dari hasil pengamatan Anda, sifat-sifat manakah yang dominan
dan yang resesif?
5. Kemudian cocokkan dengan data dari hasil pengamatan teman-
teman Anda, lalu diskusikan!
6. Buatlah kesimpulannya, kemudian presentasikan di depan kelas!
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Sifat-Sifat yang Diamati
Rambut lurus
Alis tebal
Hidung mancung
Kulit hitam
Mata sipit
Kelopak berlipat
Lidah dapat menggulung
Kuping menempel
Selalu Muncul
Tidak Muncul
Gambar beberapa sifat menurun manusia
kuping
tidak menempel
kuping
menempel
dapat
menggulung
tidak dapat
menggulung
kelopak
tidak berlipat
ibu jari
melengkung
ibu jari
lurus
keriting
lurus
aliran kiri
aliran kanan
Sumber: Ilustrasi Bayu dan Haryana
kelopak
berlipat
Biologi SMA/MA Kelas XII
131
b. Sifat Intermediet
Mendel tidak hanya berhenti melakukan satu percobaan, tetapi selalu
mengadakan percobaan-percobaan. Ketika mencoba menyilangkan bunga
pukul empat (
Mirabilis jalapa
) merah dan putih menghasilkan keturunan F1
merah muda. Setelah dilakukan persilangan sesama F1 ternyata menghasil-
kan keturunan F2 yaitu merah, merah muda, dan putih dengan perbanding-
an 1 : 2 : 1.
Dari hasil percobaan tampak dihasilkan keturunan dengan perpaduan
sifat dari kedua induknya yaitu merah muda, warna ini disebut dengan
sifat intermediet. Warna tersebut terjadi karena dominasi yang tidak
sempurna dari warna merah tetapi masih menampakkan tanda warna
merah dominan terhadap warna putih. Agar lebih jelas lihatlah skema dan
diagramnya berikut ini!
Diagram perkawinan
Dari diagram dan tabel dapat dilihat perbandingan fenotipe dan F2
adalah 1 : 2 : 1 = merah : merah muda: putih, sedangkan perbandingan
genotipenya F2 dapat dilihat 1 : 2 : 1 = MM : Mm : mm
M
m
M
MM
Merah
Mm
Merah muda
m
Mm
Merah muda
mm
Putih
P1
(parental)
Genotipe
Fenotipe
Gamet
Bunga pukul empat
(putih)
mm
Putih
m m
Bunga pukul empat
(merah)
MM
Merah
M M
><
Bunga pukul empat
(merah muda)
Mm
M m
Bunga pukul empat
(merah muda)
Mm
M m
Gamet
F2
P2
○○○○○○○○○○○
><
○○○○○○
○○○○○○
○○○○○○
><
><
MM
Merah
Mm
Merah
muda
Mm
Merah
muda
mm
putih
○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○
Mm
Merah muda
F1
(Fillus 1)
○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Biologi SMA/MA Kelas XII
132
c. Genotipe dan Fenotipe
Mendel juga mengemukakan bahwa pada sifat yang dominan-dominan
atau dominan-resesif akan muncul sifat yang fenotipe dominan, hanya
individu yang mempunyai sifat resesif-resesif akan muncul fenotipe resesif.
Seperti yang telah Anda pelajari di bagian depan bahwa genotipe BB dan
Bb menunjukkan fenotipe bulat, sedangkan genotipe bb akan menunjukkan
fenotipe keriput. Jadi, apakah yang dimaksud dengan genotipe dan fenotipe?
Genotipe
merupakan sifat yang ditentukan oleh gen, dapat dikatakan
sebagai sifat yang menurun dan diwariskan kepada keturunannya. Pengaruh
genotipe ini bergantung pada lingkungannya.
Fenotipe
merupakan paduan antara genotipe dengan lingkungannya,
jadi sifat yang tampak dari luar. Coba Anda pikirkan, seseorang mempunyai
bakat menjadi penari, apakah bakat tersebut akan menampakkan hasilnya
jika tidak pernah diberi pelajaran menari?
Pelajaran menari dan les menari merupakan suatu lingkungan. Dari
contoh tersebut dapat kita amati bahwa anak yang berbakat menari adalah
genotipe, kemudian diberikan les menari merupakan lingkungan maka akan
menampakkan keterampilan menari (fenotipe).
Coba Anda pikirkan bagaimana dengan anak yang pandai, syarat-syarat
apa yang harus dimilikinya? Apakah kepandaian seseorang hanya berasal
dari kedua orang tuanya?
2. Hukum II Mendel (Persilangan Dihibrid)
Pada saat periode yang sama Mendel menyelidiki pewarisan, ia juga
menyilangkan tanaman ercis yang berbeda dalam dua sifat, persilangan
ini dinamakan
persilangan dihibrid
. Mendel menyilangkan varietas ercis berbiji
bulat berwarna kuning dengan varietes ercis berbiji keriput berwarna hijau.
Keturunan pertama (F1) menghasilkan keturunan berbiji bulat warna
kuning. Kemudian Mendel menyilangkan antara F1 yang menghasilkan
keturunan F2 sebagai berikut :
315
varietas ercis berbiji bulat kuning
101
varietas ercis berbiji keriput kuning
108
varietas ercis berbiji bulat hijau
3 2
varietas ercis berbiji keriput hijau
Jika kita amati perbandingan antara tanaman tersebut yaitu
perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau:
keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Untuk lebih jelasnya lihat dan amati diagram
berikut ini.
Biologi SMA/MA Kelas XII
133
Coba Anda perhatikan hasilnya!
a. Pada nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 dihasilkan tanaman varietas ercis
berbiji bulat kuning yang jumlahnya ada 9.
b. Pada nomor : 6, 8, 14 dihasilkan tanaman varietas ercis berbiji bulat
hijau yang berjumlah 3.
c.
Pada nomor : 11, 12, 15 dihasilkan tanaman varietas ercis keriput kuning
yang berjumlah 3.
d. Pada nomor : 16 dihasilkan tanaman varietas ercis berbiji keriput hijau
yang berjumlah 1.
Sehingga perbandingannya menghasilkan bulat kuning : bulat hijau :
keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
BK
Bk
bK
bk
BK
1
BBKK
5
BBKk
9
BbKK
13
BbKk
Bk
2
BBKk
6
BBkk
10
BbKk
14
Bbkk
bK
3
BbKK
7
BbKk
11
bbKK
15
bbKk
bk
4
BbKk
8
Bbkk
12
bbKk
16
bbkk
P1
(parental)
Genotipe
Fenotipe
Gamet
Kacang ercis berbiji
keriput warna hijau
bbkk
Keriput hijau
bk
Kacang ercis berbiji
bulat warna kuning
BBKK
Bulat kuning
BK
><
BbKk
BK
Bk
bK
bk
BbKk
BK
Bk
bK
bk
Gamet
P2
○○○○○○○○○
><
○○○○○○
○○○○
○○○○○○
><
><
○○○○○○○○○○○○○○○○
BbKk
(Bulat kuning)
F1
(Fillus 1)
○○○○○○○○○○○○○○○○○○
○○○○○○○○
Biologi SMA/MA Kelas XII
134
Coba Anda perhatikan pada kotak nomor 1, 6, 11, dan 16! Kotak-kotak
itu merupakan tanaman homozigot, yaitu BBKK, BBkk, bbKK, dan bbkk,
dan untuk kotak nomor yang lain adalah heterozigot, coba Anda sebutkan!
Perhatikan kotak nomor 6, yaitu varietas ercis berbiji bulat hijau dengan
nomor 11 yaitu varietas ercis berbiji keriput kuning. Kedua individu tersebut
mempunyai genotipe yang tidak dimiliki oleh kedua induknya, sehingga
individu tersebut disebut sebagai individu baru (bastar konstan). Individu
tersebut memiliki genotipe yang homozigot dan sifat itu muncul akibat per-
paduan sifat kedua induknya.
Jika diperhatikan dan diamati, gen yang telah terpisah tersebut akan
bergabung dengan gen dari induk lain pada saat perkawinan. Penggabungan
tersebut terjadi secara acak dan bebas. Pada perkawinan ini tampak jelas
bahwa gen-gen dapat berpasangan membentuk kombinasi yang beragam.
Maka hal tersebut dikenal dengan Hukum II Mendel atau Hukum Pengelom-
pokan Gen Secara Bebas (
The Law Independent Assortment of Genes
). Hal
tersebut dituangkan dalam Hukum II Mendel yang berbunyi “Bila individu
berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
akan diturunkan sifat yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat
yang lain”.
Setelah Anda memahami pelajaran ini, coba pikirkan, jika terjadi
perkawinan antara orang Jawa yang berambut lurus, mempunyai kulit sawo
matang dengan orang Flores yang berambut keriting, berkulit hitam.
Bagaimana kemungkinan keturunannya? Apakah mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan kedua orang tuanya? Diskusikan dengan teman-teman
Anda, kemudian presentasikan di depan kelas!
3. Persilangan dengan Lebih dari Dua Sifat Beda
Jika kita perhatikan, kemungkinan genotipe dan fenotipe pada F2 dalam
persilangan monohibrid gamet yang terbentuk pada F1 ada 2 macam dan
fenotipenya ada 2 macam dengan perbandingan 3 : 1. Pada perbandingan
dihibrida gamet yang terbentuk pada F1 sebanyak 4 macam dan fenotipe
sebanyak 4 macam dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Jika kita melakukan
persilangan dengan tiga sifat beda (trihibrid), misalnya AABBCC disilangkan
dengan individu tersebut yang bergenotipe aabbcc maka F1 nya adalah
AaBbCc. P2 akan menghasilkan gamet sebanyak 8 macam yaitu ABC, ABc,
AbC, Abc, aBC, aBc, abC, dan abc. Dengan demikian F2 akan menghasilkan
sebanyak 64 keturunan atau 8
2
. Bagaimana dengan persilangan trihibrida
dan seterusnya? Untuk menentukannya dapat menggunakan metode segitiga
Pascal, lihat Tabel 5.3!
Biologi SMA/MA Kelas XII
135
TUGAS INDIVIDU
Tabel 5.3 Hubungan antara Jumlah Sifat Beda dengan Banyaknya
Macam Gamet F1 dan Perbandingan F2
Setelah Anda mempelajari materi di atas, coba Anda menyilangkan
antara kacang ercis berbiji halus berwarna kuning (HHKK) dengan
kacang ercis berbiji kisut berwarna hijau (hhkk) menggunakan Hukum
Mendel II, buatlah diagram perkawinannya dan perbandingan geno-
tipe dan fenotipenya.
1. Berapakah individu yang bergenotipe homozigot dan heterozigot?
2. Berapakah individu homozigot dominan dan individu homozigot
resesif?
3. Apa kesimpulan yang Anda dapatkan dari persilangan ini?
4. Tuliskan hasilnya di buku tugas Anda!
4. Persilangan Resiprok, Backcross, dan Testcross
Selain persilangan monohibrid dan dihibrid, dikenal juga persilangan
resiprok, backcross, dan testcross.
a. Persilangan Resiprok
Apa yang dimaksud dengan persilangan resiprok? Persilangan resiprok
mempunyai pengertian bahwa dalam suatu persilangan berlaku sama pada
jenis kelamin jantan dan betina, yang berarti baik jantan maupun betina
mendapatkan kesempatan sama dalam pewarisan sifat. Misalnya,
persilangan antara bunga kuning dan bunga merah akan menghasilkan
keturunan yang sama meskipun serbuk sari diambil dari bunga kuning atau
merah.
Jumlah
Sifat Beda
1
2
3
n
Jumlah
Macam Gamet
2
1
= 2
2
2
= 4
2
3
= 8
2
n
Jumlah
Macam
Genotipe F2
3
9
27
3
n
Kemungkinan
Fenotipe F2
2
4
8
2
n
Perbandingan
Fenotipe F2
3 : 1
9 : 3 : 3 : 1
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
3n : dst
Biologi SMA/MA Kelas XII
136
b. Persilangan Backcross
Apabila Anda mengawinkan F1 dengan salah satu induknya, baik dari
induk homozigot dominan maupun resesif, maka persilangan ini disebut
dengan
backcross
. Tujuan mengadakan perkawinan ini adalah untuk
mengetahui genotipe induknya. Agar lebih jelas perhatikan contoh di bawah
ini!
Contoh:
a.
P3
(Mm)
><
Induk (?)
(merah)
(putih)
Gamet M
m
m
m
Hasil
Mm
mm
(merah)
(putih)
Hasilnya
m
erah : putih = 1 : 1,
berarti induknya bergenotipe mm.
b.
P
Mm
><
Induk (?)
(Merah)
m
erah)
Gamet
M
M
m
M
Hasil Mm
MM
(merah)
(m
erah)
Karena hasilnya merah semua, berarti induknya bergenotipe MM
(merah).
c. Persilangan Testcross
Apabila Anda mengawinkan F1 (keturunan pertama) dengan induk
yang homozigot resesif, persilangan ini disebut sebagai persilangan testcross.
Testcross bertujuan untuk mengetahui jenis individu yang diuji, tergolong
homozigot atau heterozigot. Jika hasil persilangan ini mempunyai hasil
perbandingan fenotipe keturunan memisah, maka individu yang diuji adalah
heterozigot, tetapi jika uji silangnya 100% berfenotipe sama maka individu
yang diuji adalah homozigot.
Biologi SMA/MA Kelas XII
137
TUGAS KELOMPOK
Perhatikan contoh berikut agar lebih jelas!
Contoh:
1 . Coba Anda silangkan tanaman biji bulat berwarna kuning dengan
biji keriput berwarna hijau. Keturunan pertama adalah semua ta-
naman berbiji bulat berwarna kuning.
a. Bagaimana genotipe kedua induknya?
b. Sebutkan macam-macam gametnya!
c.
Bagaimana rasio persilangannya? Buatlah dengan bagan!
2. Kelinci putih berkaki hitam disilangkan dengan kelinci hitam ber-
kaki putih. Keturunan pertama adalah semua kelinci putih berka-
ki putih.
a. Bagaimana genotipe kedua induknya?
b. Sebutkan macam-macam gametnya!
c.
Bagaimana rasio persilangannya? Buatlah dengan bagan!
3. Coba Anda diskusikan bersama kelompok dan tulis hasil diskusi
di buku tugas Anda, bila kurang jelas tanyakan pada guru Anda!
Gamet
kk
(hijau)
k
k
kk
(50 % hijau)
?
(kuning)
K
k
KK
(50 % kuning)
><
○○○○○○○
Hasil
○○○○○○○
Dapat kita lihat hasil persilangan menunjukkan 50% kuning
dan 50% hijau, berarti individu tersebut heterozigot (Kk).
a.
P.
Gamet
kk
(hijau)
k
k
?
(kuning)
K
K
><
○○○○○○○
Hasil
○○○○○○○○○○○○
(kuning 100%)
Dapat kita lihat keturunannya 100 % kuning, berarti individu
tersebut homozigot dominan (KK).
b.
P.
Biologi SMA/MA Kelas XII
138
B PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Dalam pola-pola hereditas,
Sutton
(sarjana Amerika) adalah orang yang
pertama kali mendalami masalah pola-pola hereditas berpendapat sebagai
berikut.
1. Jumlah kromosom yang terkandung dalam sel telur dan sel sperma
adalah sama, yaitu masing-masing setengah jumlah kromosom yang
dikandung oleh setiap sel induknya.
2. Organisme hasil pembuahan bersifat
diploid
(setiap selnya mengandung
2 perangkat kromosom).
3. Dalam peristiwa
meiosis
, yaitu kedua perangkat kromosom memisah
secara bebas dan mengelompok secara bebas dengan kromosom lain
yang bukan homolognya.
4. Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, gen sebagai satu
kesatuan faktor penurunan sifat adalah mantap walaupun mengalami
peristiwa mitosis atau meiosis.
Pola hereditas yang dikemukakan
Sutton
merupakan penegasan
terhadap hukum Mendel. Berdasarkan hasil penelitian Mendel, pada
pembastaran dengan satu sifat beda (monohibrid), ratio fenotipe F2 adalah
12:1 jika kasusnya intermediet dan 3:1 jika kasusnya dominan penuh.
Pada pembastaran dihibrid, fenotipe F2 terdiri atas 4 macam, dengan
ratio 9:3:3:1. Perbandingan tersebut bersifat umum dan akan selalu demikian,
apabila setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan
karakter. Dalam kenyataannya, para ilmuwan sering menemukan angka
perbandingan lain, yang sekilas tampak berbeda dan menyimpang dari
hukum Mendel, seperti perbandingan fenotipe F2 dari persilangan dihibrid
diperoleh 9:3:4:9:7, 12:3:1:9:6:1, 15:1 dan lain-lain. Apabila dicermati, ternya-
ta, angka-angka yang muncul tersebut merupakan hasil penggabungan dari
angka yang dikemukakan oleh Mendel. Berikut adalah beberapa peristiwa
mengenai perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada gen atau kromo-
som, sehingga hasil perkawinan suatu pasangan induk seolah-olah menyim-
pang dari hukum Mendel.
Apabila diteliti lebih lanjut, ternyata angka-angka perbandingan itu tidak
lain adalah penggabungan dari beberapa angka perbandingan yang semula
ditemukan oleh Mendel, yaitu (9+3) : 3 : 1, 9 : 3 : (3+1), 9 : (3+3+1), 9 : (3+3):
1, (9+3+3) : 1, dan seterusnya. Karena alasan itulah maka disebut
penyim-
pangan semu
.
Biologi SMA/MA Kelas XII
139
1. Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)
Pada ayam dikenal 4 macam bentuk
pial (jengger),
yaitu:
a. pial gerigi (ros),
b. pial biji (pea),
c.
pial bilah (single),
d. pial sumpel (walnut).
Sifat pial bilah adalah resesif, baik terhadap pial gerigi (ros) maupun
terhadap pial biji (pea). Pial-pial tersebut dapat disilangkan satu sama lain
sebagai berikut.
a. Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam
berpial bilah, maka F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75 % gerigi
dan 25 % bilah. Ini berarti bahwa pial gerigi dominan terhadap pial
bilah.
b. Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial
gerigi bilah, maka F1 100 % berpial biji dan F2 terdiri atas 75 % berpial
biji dan 25 % bilah ini berarti bahwa pial biji dominan terhadap pial bi-
lah.
c.
Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial
gerigi galur murni, maka F1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi sifat
pialnya berbeda dengan induk jantan maupun induk betina. Sedangkan
pada F2-nya diperoleh 4 macam fenotipe dengan perbandingan sebagai
berikut pial sumpel : pial gerigi : pial biji : pial bilah = 9:3:3:1.
Penyimpangan di sini tidak menyangkut perbandingan fenotipe pada
F2 tetapi muncul 2 sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya, yaitu
sumpel
dan
bilah
, seperti tampak pada diagram berikut.
Perhatikan penyimpangan pada penyilangan antara ayam berpial rose
dan pial biji berikut!
Gambar 5.4 Macam-macam pial ayam
Sumber: Biological Science 2,
1997
Pial gerigi
(ros)
Pial biji
(pea)
Pial bilah
(single)
Pial sumpel
(walnut)
Biologi SMA/MA Kelas XII
140
P
Ros (RRpp)
><
Biji (rrPP)
Rp
rP
RrPp
(100% walnut)
Gamet
F1 = RP , Rp , rP , rp
F2
Diagram Persilangan
Keterangan:
a. Semua kombinasi yang mengandung faktor R dan P, yaitu kombinasi
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 selalu berpial sumpel.
b. Semua kombinasi yang mengandung faktor R saja tanpa P, yaitu nomor
6, 8, dan 14 akan berpial gerigi.
c.
Semua kombinasi yang mengandung faktor P saja tanpa R, yaitu nomor
11, 12, dan 15 akan berpial biji.
d. Semua kombinasi yang tidak mengandung faktor P dan R, yaitu nomor
16 akan berpial bilah.
Penyimpangan yang tampak pada penyilangan dihibrid berdasarkan
diagram tersebut adalah:
a. keturunan F1 tidak menyerupai salah satu induknya (tidak bergerigi
dan tidak berbiji);
b. munculnya dua sifat baru, yaitu sifat
pial sumpel
sebagai hasil interaksi
dua faktor dominan yang berdiri sendiri-sendiri dan sifat
pial bilah
sebagai
hasil interaksi dua faktor resesif.
RP
Rp
rP
rp
RP
1
RRPP
5
RRPp
9
RrPP
13
RrPp
Rp
2
RRPp
6
RRpp
10
RrPp
14
Rrpp
rP
3
RrPP
7
RrPp
11
rrPP
15
rrPp
rp
4
RrPp
8
Rrpp
12
rrPp
16
rrpp
F2
F1
Biologi SMA/MA Kelas XII
141
2. Polimeri
Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang
berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh
yang sama dari suatu organisme disebut
polimeri
.
Pada salah satu percobaannya,
Nelson Ehle
, menyilangkan gandum
berbiji merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah
tetapi tidak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa
dominan tidak penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio
fenotipe 15 merah dan 1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1,
berwarna merah ada 4 variasi yaitu merah tua, merah sedang, merah muda,
dan merah muda sekali, sedangkan berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka
percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut adalah dihibrida dan
dua pasang alel yang berlainan tadi sama-sama mempengaruhi sifat yang
sama yaitu warna bunga.
Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan
M2, alel yang mengakibatkan tidak terbentuknya warna diberi simbol m1
dan m2, maka dapat digambarkan dalam diagram persilangan sebagai
berikut.
Perhatikan peristiwa polimeri pada persilangan antara gandum merah
dan gandum putih!
P
Gamet
F1
M1m1M2m2
M1M2
M1M1M2M2
M1m1M2m2
M1m1M2M2
M1m1M2m2
M1m2
M1M1M2m2
M1M1m2m2
M1m1M2m2
M1m1M2m2
m1M2
M1m1M2M2
M1m1M2m2
m1m1M2M2
m1m1M2m2
m1m2
M1m1M2m2
M1m1m2m2
m1m1M2m2
m1m1m2m2
M1M2
M1m2
m1M2
m1m2
m1m1m2m2
(putih)
><
M1M1M2M2
(merah)
m1m2
(putih)
M1M2
(merah)
F2
Biologi SMA/MA Kelas XII
142
Keterangan:
3. Kriptomeri
Kriptomeri
adalah gen dominan yang
seolah-olah tersembunyi apabila berdiri
sendiri-sendiri dan pengaruhnya baru
tampak apabila bersama-sama dengan
gen dominan lainnya. Correns pernah me-
nyilangkan tumbuhan
Linaria maroccana
berbunga merah galur murni dengan yang
berbunga putih juga galur murni. Dipero-
leh F1 semua berbunga ungu, sedangkan
F2 terdiri atas tanaman
Linaria maroccana
berbunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
Berdasarkan penyelidikan terhadap
plasma sel bunga
Linaria
, ternyata warna
merah disebabkan oleh adanya pigmen
antosianin
dalam lingkungan plasma
sel yang bersifat asam, sedangkan dalam lingkungan basa akan memberikan
warna ungu. Tetapi apabila dalam plasma sel tidak terdapat antosianin, dalam
lingkungan asam atau basa tetap akan membentuk warna putih.
Apabila :
A
=
ada bahan dasar pigmen antosianin,
a
=
tidak ada bahan dasar pigmen antosianin,
B
=
reaksi plasma sel bersifat basa, dan
b
=
reaksi plasma sel bersifat asam.
No
1
2, 3, 5, 9
6
4, 7, 10, 13
11
8, 12 , 14
15
16
Genotipe
M1M1M2M2
M1M1M2m2
M1m1M2M2
M1M1m2m2
M1m1M2m2
m1m1M2M2
M1m1m2m2
m1m1M2m2
m1m1m2m2
4
3
1
4
1
3
1
0
Fenotipe
Merah Tua
Merah Sedang
Merah Sedang
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda Sekali
Merah Muda Sekali
Putih
Frekuensi
1/16
4/16
1/16
4/16
1/16
3/16
1/16
1/16
Jumlah Gen
Warna Merah
Gambar 5.5 Contoh kriptomeri pada
bunga merah dan bunga putih
Sumber: Ilustrasi Haryana
Biologi SMA/MA Kelas XII
143
Gen A dominan terhadap a, dan gen B dominan terhadap b, sehingga
diagram persilangannya dapat digambarkan, seperti pada diagram berikut.
Perhatikan diagram peristiwa kriptomeri pada
Linaria maroccana
yang
menghasilkan kombinasi ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.
Individu genotipe F2 mempunyai:
a. A.B (antosianin dalam lingkungan basa) warna bunganya ungu sebanyak
9 kombinasi.
b. A.bb (antosianin dalam lingkungan asam) warna bunganya merah
sebanyak 3 kombinasi.
c.
aaB. dan aa bb (tidak mengandung antosianin) warna bunganya putih
sebanyak 4 kombinasi.
4. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen
dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Gen dominan
yang menutup gen dominan lainnya disebut
epistasis
dan gen dominan yang
tertutup itu disebut
hipostasis
.
Peristiwa ini terjadi baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada
tumbuhan, peristiwa epistasis dan hipostasis dijumpai pada warna kulit gan-
dum dan warna kulit labu
squash
, sedangkan pada hewan dapat dijumpai
bulu mencit. Pada manusia, peristiwa tersebut juga dapat dijumpai misalnya
pada warna mata.
P
Gamet
F1
AaBb
AB
AABB
AABb
AaBB
AaBb
Ab
AABb
AAbb
AaBb
Aabb
aB
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
ab
AaBb
Aabb
aaBb
aabb
AB
Ab
aB
ab
aaBB
(putih)
><
AAbb
(merah)
aB
(putih)
Ab
(merah)
F2
1
5
9
13
2
6
10
14
3
7
11
14
4
8
12
16
Biologi SMA/MA Kelas XII
144
Nelson Ehle
mengadakan percobaan persilangan dengan objek tanaman
gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan gandum berkulit
putih kuning. Hasilnya (F1) 100% berkulit biji hitam. Pada F2 diharapkan
akan dihasilkan keturunan dengan fenotipe 75% hitam dan 25% kuning, tetapi
ternyata tidak demikian, hasil yang diperoleh mempunyai perbandingan
sebagai berikut 12 hitam : 3 kuning : 1 putih. Persilangan ini mirip prinsip
Mendel yaitu (9 + 3) : 3 : 1.
Setelah dianalisis, ternyata gen yang menimbulkan pigmentasi hitam
dan kuning berdiri sendiri-sendiri dan keduanya merupakan faktor dominan
terhadap faktor putih. Jadi, gen H (hitam) dominan terhadap h (putih) gen
K (kuning) dominan terhadap k (putih).
Perhatikan diagram persilangan antara gandum berkulit biji hitam HHkk
dengan gandum berkulit biji kuning hhKK berikut!
P
HHkk
><
hhKK
Hitam
Kuning
Gamet Hk
hK
F1
HhKk
Hitam
Genotipe F1 Hhkk fenotipenya adalah hitam. Ini menunjukkan bahwa
faktor H menutup faktor K, faktor H disebut epistasis dan faktor K disebut
hipostasis. Jika F1 mengadakan meiosis akan menghasilkan gamet Hk, Hk,
hK, dan hk, sehingga kemungkinan kombinasi F2 adalah seperti diagram
berikut.
Peristiwa hipostasis dan epistasis menghasilkan kombinasi yaitu
hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.
HK
Hk
hK
hk
HK
HHKK
HHKk
HhKK
HhKk
Hk
HHKk
HHkk
HhKk
Hhkk
hK
HhKK
HhKk
hhKK
hhKk
hk
HhKk
Hhkk
hhKk
hhkk
1
5
9
13
2
6
10
14
3
7
11
14
4
8
12
16
Biologi SMA/MA Kelas XII
145
Keterangan :
Semua kombinasi yang mengandung H, fenotipenya adalah hitam. Kom-
binasi yang mengandung faktor dominan K hanya menampakkan warna
kuning jika bersama faktor H. Kemungkinan kombinasi 1/16 adalah
kombinasi dua faktor resesif dari kedua pasangan alel hhkk. Individu ini
tidak mengandung faktor dominan dan menampakkan warna putih. Ini
adalah jenis homozigot baru yang hanya mungkin timbul dari persilangan
dihibrid.
5. Tautan
Di dalam setiap kromosom tersimpan ratusan gen yang dapat
menimbulkan suatu sifat bersama-sama. Dua atau lebih gen yang menempati
kromosom yang sama disebut
terpaut
atau
linkage
. Peristiwa terbentuknya
gen tertaut ini disebut tautan, seperti terlihat pada Gambar 5.6 sebagai
berikut.
Gambar 5.6 memperlihatkan gen-gen yang terletak pada masing-masing
kromosom yaitu A, B, C, D atau F dan membentuk 1 rangkaian, begitupun
dengan alelnya yaitu a, b, c, d, e, dan f. Peristiwa tautan dikemukakan oleh
Morgan
pada percobaannya mengenai persilangan lalat buah (
Drosophila
melanogaster
) yang memiliki perbedaan morfologis, seperti bentuk sayap,
warna tubuh, dan warna mata. Dalam percobaannya Morgan menyilang-
kan
Drosophila
betina normal berwarna tubuh kelabu dan bersayap panjang
dengan
Drosophila
jantan tak normal yang berwarna tubuh hitam dan tak
bersayap. Dari persilangan itu, Morgan mendapat persilangan F1 yang
berwarna tubuh kelabu dan bersayap panjang. Jika pada F1 individu jantan
ditestcross dengan induk resesif maka keturunannya hanya terdiri atas 2
kelas, yakni kelabu-panjang dan hitam-pendek dengan rasio fenotipe 1:1.
Gambar 5.6 Gen dan alel yang terletak pada sepasang kromosom
Ilustrasi : Haryana
A
B
C
D
E
F
a
b
c
d
e
f
P
Q
R
S
p
q
r
s
ABCDEF
abcdef
PQRS
pqrs
Biologi SMA/MA Kelas XII
146
Jika b dan v atau B dan V merupakan alel yang terdapat pada pasangan
kromosom yang berbeda, perhatikan persilangan di bawah ini!
Persilangan:
Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang
berbeda
P Kelabu
><
Hitam
Panjang
Pendek
BBVV
bbvv
Gamet
BV
bv
Kelabu Panjang Heterozigot
BbVv
F1
Ditestcross dengan induk resesif
BbVv >< bbvv
Menghasilkan turunan
Keterangan:
BbVv
=
Drosophila
kelabu-bersayap panjang
Bbvv
=
Drosophila
kelabu-bersayap pendek
bbVv
=
Drosophila
hitam-bersayap panjang
bbvv
=
Drosophila
hitam-bersayap pendek
Jadi, seharusnya persilangan tersebut menghasilkan rasio fenotipe
1:1:1:1. Hal ini disebabkan kromosom yang mengandung alel B atau b dan
alel V atau v yang pergi ke kutub atas atau bawah pada meiosis sama besar.
Oleh karena itu, rasio macam gamet, baik kombinasi parental maupun
rekombinannya sama. Tetapi, hal itu tidak terlihat pada hasil penemuan
Morgan sebab BV dan bv tertaut dalam satu kromosom, sehingga saat meiosis
dihasilkan 2 variasi gamet BV dan bv. Turunan pertama atau F1 bergenotipe
BbVv, berwarna kelabu-sayap panjang, terlihat seperti pada persilangan
berikut ini.
bv
BV
BbVv
Bv
Bbvv
bV
bbVv
bv
bbvv
Biologi SMA/MA Kelas XII
147
Persilangan:
Gen dan alel yang terletak pada pasangan kromosom yang
berbeda
P Kelabu Panjang
>< Hitam Pendek
BBVV
bbvv
Gamet
BV
bv
Kelabu Panjang
BbVv
F1
Ditest cross dengan induk resesif
BbVv
><
bbvv
Menghasilkan turunan
Keterangan :
BbVv =
Drosophila
kelabu-bersayap panjang
bbvv =
Drosophila
hitam-bersayap pendek
Rasio fenotipe hasil testcross ialah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap
pendek 1:1. Ini berarti macam gamet rekombinan tidak muncul, sebab b
bertaut V, b bertaut v, sehingga gamet yang dihasilkan F1 hanya BV dengan
bv. Karena rasio gamet BV dengan bv 1:1 maka rasio fenotipe hasil testcross.
Bbvv : bbvv = lalat buah kelabu-sayap panjang : hitam-sayap pendek = 1:1.
Penemuan Morgan ini menunjukkan bahwa gen BV dan bv bukan
terletak pada kromosom berbeda, tetapi pada kromosom yang sama, artinya
bertaut.
6. Pindah Silang
Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan dari kromosom
homolog tidak selalu berjajar berpasangan dan beraturan, tetapi kadang-
kadang saling melilit satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan sering terjadi
sebagian gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-gen kromatid
homolognya. Peristiwa ini disebut dengan pindah saling atau
crossing over
.
Gambar 5.7 memperlihatkan terjadinya pembelahan meiosis. Sel-sel yang
mengadakan pembelahan bergenotipe AaBb. Gen A bertaut dengan gen B,
sedangkan gen a bertaut dengan gen b. Apabila tidak terjadi peristiwa
pindah silang maka sel-sel anakan yang terbentuk akan mempunyai
bv
BV
BbVv
-
-
-
-
bv
bbvv
Biologi SMA/MA Kelas XII
148
susunan gen AB dan ab dengan rasio 50%:50% atau 1:1 yang semuanya
terdiri atas kombinasi parental (KP). Tetapi, apabila sebagian sel yang
membelah mengalami pindah silang maka di samping kombinasi parental,
akan terbentuk pula rekombinan atau kombinasi baru (RK) yang frekuen-
sinya masing-masing ditentukan oleh frekuensi sel yang mengalami pindah
silang.
Selama meiosis, pindah silang dapat terjadi antara gen-gen dalam
kromosom yang sama. Jumlah pindah silang yang terjadi tergantung pada
jarak antara gen-gen itu, seperti tampak pada Gambar 5.7.
Pada Gambar 5.7 terlihat bahwa sel yang mengalami pindah silang
sebanyak 20% dari jumlah sel yang membelah. Hal ini berarti 80% sel lainnya
tidak mengalami pindah silang, sehingga kombinasi sel gamet yang
dihasilkan dapat dihitung sebagai berikut.
Keterangan:
a. Untuk kelompok sel yang tidak mengalami pindah silang yaitu sebanyak
80%. Setiap sel yang membelah dalam kelompok ini akan menghasilkan
4 sel baru yang haploid. Sel baru ini terdiri atas 2 macam kombinasi,
yaitu AB dan ab, dengan rasio 50% AB : 50% ab. Jadi frekuensi gamet
AB=50%
u
80%=40% dan frekuensi gamet ab=50%
u
80%=40%.
Gambar 5.7 Pindah silang
Sumber: Biologi, Kimball, 1986
A
B
a
b
Sel
sebelum
meiosis
80%
dari sel
20%
dari sel
Tingkatan
empat
kromatid
20%
20%
20%
20%
A
B
A
B
A
B
A
B
A
b
a
B
a
b
5%
5%
5%
5%
a
b
a
b
A
b
a
B
a
b
Pindah
silang
AA
BB
aa
AA
Bb
aa
Total: 45% AB
45% ab
5% Ab
5% aB
bb
Bb
Biologi SMA/MA Kelas XII
149
b. Untuk kelompok sel yang mengalami pindah silang, yaitu sebanyak 20%,
setiap selnya menghasilkan 4 sel gamet baru dengan kombinasi AB, Ab,
aB terbentuk karena adanya peristiwa pindah silang.
Berdasarkan hal tersebut maka frekuensi masing-masing kombinasi
adalah sebagai berikut:
AB = 25%
u
20% = 5%
;
Ab = 25%
u
20% = 5%
aB = 25%
u
20% = 5%
;
ab = 25%
u
20% = 5%
Apabila peristiwa a dan b digabungkan, maka akan dihasilkan macam
dan frekuensi kombinasi sebagai berikut:
AB = 40% + 5% = 45%
;
Ab = 40% + 5% = 45%
AB dan ab yang merupakan kombinasi parental (KP), frekuensinya 90%.
Ab = 5%
;
aB = 5%
Ab dan aB yang merupakan kombinasi baru atau rekombinan (RK),
frekuensinya 5%.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa apabila dalam
peristiwa tautan tidak terjadi pindah silang, maka semua susunan gen pada
sel gametnya merupakan kombinasi parental, tetapi apabila dalam peristiwa
ini terjadi pindah silang maka susunan gen pada sel gametnya terdiri atas 2
jenis yakni kombinasi parental dan dihasilkan F1 ada 4 macam, yaitu AB,
ab, Ab, dan aB. AB dan ab merupakan kombinasi parental, sedangkan Ab
dan aB merupakan rekombinan. Pada peristiwa pindah silang ini frekuensi
kombinasi parental (KP) lebih dari 50% dan frekuensi rekombinan (RK)
kurang dari 50%. Kombinasi baru atau rekombinan yang terbentuk pada
peristiwa pindah silang frekuensinya selalu lebih kecil daripada kombinasi
parental (RK<KP).
7. Tautan Seks
Morgan
pernah menyilangkan lalat betina bermata merah dengan lalat
jantan bermata putih. Hasilnya adalah bahwa keturunan F1 100% bermata
merah, sedangkan keturunan F2 75% bermata merah dan 25% bermata
putih. Tetapi, yang bermata putih selalu jantan walaupun percobaan
tersebut berulang-ulang dilakukan, tetapi hasilnya selalu sama. Berdasarkan
hasil tersebut Morgan menyusun hipotesis sebagai berikut.
a. Faktor warna mata merah langsung dominan terhadap faktor warna
mata putih.
b. Gen yang bertanggung jawab atas warna mata ini terkandung di dalam
kromosom X.
c.
Di dalam kromosom Y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas
warna mata.
Biologi SMA/MA Kelas XII
150
Selanjutnya, Morgan menyatakan bahwa gen atau sifat yang tergantung
pada kromosom seks ini disebut tertaut seks, seperti dalam diagram dengan
penjelasan, keturunan F1 semua bermata merah, baik jantan maupun betina,
sedangkan keturunan F2 75% bermata merah dan 25% bermata putih. Yang
bermata putih selalu jantan, bukan berarti yang jantan selalu bermata putih.
8. Gagal Berpisah dengan Letal
Gagal berpisah merupakan peris-
tiwa gagalnya satu atau lebih kromo-
som untuk berpisah pada waktu
meiosis (pembentukan gamet) dan
menyebabkan jumlah kromosom
berubah, baik gamet dan atau indi-
vidu baru berakhir dengan jumlah
kromosom yang abnormal, misalnya
dapat terjadi aneuploidi atau po-
liploidi.
Aneuploidi
merupakan suatu
keadaan keturunan memiliki satu
kromosom lebih atau satu kromosom
kurang dari jumlah kromosom yang
dimiliki tetuanya. Hal tersebut dapat
terjadi pada sel diploid yang men-
dapat satu tambahan satu kromosom
(n + 1), selanjutnya jika gamet
tersebut bersatu dengan gamet lain
yang normal maka individu baru akan berkromosom (2n + 1) yang disebut
trisomi
. Sebaliknya, jika sebuah gamet yang kekurangan satu kromosom
bersatu dengan gamet normal maka individu baru tersebut memiliki jumlah
kromosom (2n – 1) dan disebut
monosomi
.
Adapun
poliploidi
adalah keturunan yang memiliki kelipatan jumlah
kromosom dari tetuanya, artinya tiga kali atau lebih dari setiap haploid
kromosom yang khas dimiliki tetuanya. Jika gamet yang dihasilkan diploid
(2n) dan bersatu dengan gamet normal haploid (n), maka hasil setelah
fertilisasi adalah individu 3n atau triploid, dan jika dua gamet diploid bersatu
adalah individu 4n atau tetraploid.
Gagal berpisah letal adalah gen letal (gen yang menyebabkan kematian
pada suatu individu yang memilikinya) yaitu gagal satu atau lebih kromosom
untuk berpisah pada peristiwa meiosis. Contoh gagal berpisah yang terjadi
pada lalat buah seperti pada diagram berikut.
Gambar 5.8
Drosophila melanogaster
Sumber: Ilustrasi Bayu dan Haryana
Biologi SMA/MA Kelas XII
151
Peristiwa gagal berpisah pada persilangan lalat buah (
Drosophila
melanogaster
) antara betina bermata merah dengan jantan bermata putih.
Keterangan :
1. Nomor 1 kromosom seks XX adalah betina bermata merah dan
nomor 6 kromosom seks XY adalah jantan bermata putih (yang
diharapkan).
2. Nomor 2 kromosom seks XXX adalah betina super dan nomor 5
kromosom seks XXY betina bermata putih (pengecualian
pertama).
3. Nomor 3 kromosom seks X dari jantan bermata merah (penge-
cualian kedua) dan nomor 4 kromosom seks Y berkelamin jantan
dan mati (letal).
C HEREDITAS PADA MANUSIA
Kita sudah mempelajari hereditas pada tumbuhan dan hewan, pola-
pola pewarisan sifat berlaku juga pada manusia. Coba Anda perhatikan
dan amati diri kita sendiri serta lingkungan sekitar! Apa saja yang Anda
dapatkan dari sifat hereditas pada manusia yang diwariskan? Sifat hereditas
pada manusia di antaranya adalah cacat dan penyakit. Cacat dan penyakit
menurun merupakan sifat yang diwariskan kepada keturunannya. Cacat
XY
X
Y
X
Induk
(Meiosis)
Gamet yang
mungkin
(gagal berpisah)
X
XX
XX
XXX
X
XY
XXY
Y
X
Y
Penjelasan:
XX
XX
Betina bermata merah
Jantan bermata putih
Biologi SMA/MA Kelas XII
152
dan penyakit menurun ini tidak bisa menular, serta tidak dapat disembuhkan,
tetapi hanya dapat ditanggulangi. Berikut ini beberapa contoh dari hereditas
pada manusia.
1. Golongan Darah
Berstein
seorang berkebangsaan Jerman dan
Furuhata,
seorang
berkebangsaan Jepang adalah tokoh yang pernah mengemukakan hipotesis
bahwa hanya sepasang gen pada individu yang bertanggung jawab atas
golongan darahnya. Penggolongan darahnya tersebut didasarkan pada
adanya aglutinogen (antigen) tertentu di dalam sel darah merah. Adanya
antigen tersebut dalam sel darah merah bersifat menurun sebab dikendalikan
oleh gen.
Kita mengenal beberapa sistem penggolongan darah, di antaranya
adalah:
a. sistem A, B, O;
b. sistem M N, dan;
c.
sistem Rhesus (Rh).
a. Penggolongan Darah Menurut Sistem A, B, O
Menurut sistem ini, golongan darah manusia dibedakan atas 4 macam,
yaitu sebagai berikut.
1) Golongan darah A apabila dalam sel darah merahnya terdapat antigen
A. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen I
A
.
2) Golongan darah B apabila dalam sel darah merahnya terdapat antigen
B. Adanya antigen tersebut dikendalikan oleh gen I
B
.
3) Golongan darah A dan B apabila dalam sel darah merahnya terdapat
antigen A dan B, masing-masing kemunculannya dikendalikan oleh gen
I
A
dan I
B
.
4) Golongan darah O apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat
antigen A atau B. Keadaan ini timbal balik karena dikendalikan oleh
gen I
O
yang bersifat sensitif, baik terhadap gen I
A
maupun gen I
B
.
Jadi, gen I
A
dan I
B
adalah 2 gen yang bersifat kodominan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat dibuat tabel hubungan antara fenotipe golongan
darah, genotipe, dan kemungkinan sel gametnya (lihat Tabel 5.4)
Biologi SMA/MA Kelas XII
153
Tabel 5.4 Hubungan antara Fenotipe Golongan Darah Sistem A,B,O,
Genotipe dan Kemungkinan Macam Gamet
Dengan memperhatikan tabel di atas maka dapat pula dibuat tabel
golongan darah orang tua, beserta golongan darah yang mungkin dan
golongan darah yang tidak mungkin pada anak-anaknya.
Tabel 5.5 Golongan Darah Orang Tua dan Kemungkinan
atau Tidak Mungkin pada Golongan Darah Anak-anaknya
b. Penggolongan Darah Menurut Sistem M N
Pada tahun 1976,
Landsteiner
dan
Lavene
mengemukakan adanya
golongan M, MN, dan N, yang masing-masing disebabkan oleh adanya
antigen M, MN, atau N. Antigen ini tidak membentuk zat anti (aglutinin),
sehingga apabila ditransfusikan dari golongan satu ke golongan yang lain
tidak akan menimbulkan gangguan. Tetapi, apabila antigen tersebut disun-
tikkan ke dalam tubuh kelinci, serum kelinci akan membentuk zat antinya.
Dengan demikian, apabila serum kelinci yang mengandung zat anti ini disun-
tikkan ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan gangguan.
Fenotipe
Golongan Darah
A
B
AB
O
4 macam
I
A
I
A
, I
A
I
O
I
B
I
B
, I
B
I
O
I
A
I
B
I
O
I
O
6 macam
Kemungkinan
Macam Sel Gamet
I
A
, I
O
I
B
, I
O
I
A
,I
B
I
O
3 macam
Genotipe
Fenotipe Golongan
Darah Orang Tua
Kemungkinan Golongan
Darah Anak-anaknya
Golongan Darah Yang
Tidak Mungkin Ada
O X O
O X A
O X B
O X AB
A X A
A X B
A X AB
B X B
B X AB
AB X AB
O
A , O
O , B
A , B
A , O
A , B , AB , O
A , B , AB
B , O
A , B , AB
A , B , AB
A , B , AB
B , AB
A , AB
O , AB
B , AB
—
O
A , AB
O
O
Biologi SMA/MA Kelas XII
154
Adanya antigen M ditentukan oleh gen I
m
, adanya antigen MN
ditentukan oleh I
m
dan I
n
, sedangkan adanya antigen – antigen N, ditentukan
oleh gen I
n
. Berdasarkan hal tersebut, macam fenotipe, genotipe dan
kemungkinan macam gamet dari orang yang bergolongan M, MN, atau N
dapat diketahui (seperti tampak pada Tabel 5.6 berikut).
Tabel 5.6 Hubungan antara Fenotipe Golongan Darah
Sistem M N, Genotipe, dan Kemungkinan Macam Gamet
c. Penggolongan Darah Sistem Rhesus
Pada tahun 1946,
Landsteiner
dan
A.S. Weiner
menentukan antigen
tertentu dalam darah kera
Maccacus rhesus
(sejenis kera India), yang diberi
nama antigen Rhesus (Rh). Antigen ini juga ditentukan dalam sel darah
merah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus ini, darah
manusia dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) golongan Rh
+
, apabila dalam sel darah merahnya ditemukan antigen
rhesus, dan
2) golongan Rh
-
, apabila dalam sel darah merahnya tidak ditemukan
antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen I
Rh
, yang
dominan terhadap I
rh
, sehingga genotipe orang menurut sistem Rh ini dapat
dibedakan (seperti tampak pada Tabel 5.7)
Tabel 5.7 Sistem Rhesus
Perlu Anda ketahui jika individu Rh
+
menerima darah dari individu
Rh
+
maka tidak akan terjadi penggumpalan darah, sebab tidak ada reaksi
antibodi terhadap antigen Rh dalam tubuh resipien. Demikian juga individu
Rh
+
yang menerima darah dari individu Rh
–
juga tidak mengalami reaksi
penggumpalan, karena resipien tidak mempunyai antibodi.
Fenotipe
Golongan Darah
M
N
MN
I
m
I
m
I
n
I
n
I
m
I
n
Kemungkinan
Macam Sel Gamet
I
m
I
n
I
m
, I
n
Genotipe
Fenotipe
Rhesus +
Rhesus -
Genotipe
I
Rh
I
Rh
,I
Rh
I
rh
I
rh
I
rh
Macam Gamet
I
Rh
, I
Rh
I
rh
Biologi SMA/MA Kelas XII
155
Jika individu Rh
–
yang menerima darah dari individu Rh
+
, pada awalnya
tidak terjadi penggumpalan darah, tetapi setelah menerima darah kembali
di Rh
+
untuk kedua kalinya maka akan terjadi penggumpalan, sebab antibodi
sebelumnya yang sudah terbentuk akan menyerang pada antigen baru.
Misalnya, ibu Rh
–
menikah dengan suami Rh
+
, akan melahirkan bayi Rh
+
lahir dengan selamat. Pada waktu lahir rahim ibu kemungkinan akan
tertinggal antigen Rh yang ikut dalam peredaran darah ibu. Apabila
melahirkan bayi kedua dengan Rh
+
lagi, maka akan terjadi lagi perembesan
darah janin ke peredaran darah ibu, sehingga jumlah antibodi yang
terbentuk di dalam tubuh ibu menjadi sangat banyak. Akibat-nya bayi
tersebut mengalami penyakit anemia berat
Erythroblastosis fetalis
dengan
tanda-tanda tubuh menggembung dengan cairan hati dan limpa
membengkak, di dalam darah banyak erithroblas (erithrosit yang belum
masak dan daya ikatnya terhadap oksigen rendah dan warna kulit keemas-
an.
Bayi yang mengalami gangguan ini biasanya tidak berumur panjang,
namun, dapat ditolong dengan jalan pemberian suntikan anti serum anti-
Rh kepada ibu Rh
–
, karena anti serum ini akan merusak sel-sel Rh
+
, sehingga
ibu tidak perlu memproduksi antibodi anti -Rh.
2. Gen Letal
Apa yang dimaksud dengan gen letal? Gen letal adalah gen menyebab-
kan kematian. Hal ini dikarenakan fungsi gen terganggu sehingga suatu
makhluk hidup tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Gen letal ada dua
macam, yaitu resesif dan dominan. Apabila individu mempunyai gen yang
homozigot resesif kemudian mati disebut sebagai gen letal resesif. Sebaliknya,
apabila individu mempunyai gen yang homozigot dominan kemudian mati
disebut sebagai letal dominan.
Manusia yang mempunyai gen letal karena menderita penyakit SS
sicklemia
dan
talasemia
. Sicklemia (Sickle Cell Anemia) diderita oleh suatu
individu yang mempunyai eritrosit berbentuk bulan sabit karena molekul
hemoglobin yang bersambung membentuk serabut-serabut, sehingga akan
menghalangi kapiler aliran darah, sehingga daya absorpsi terhadap oksigen
sangat rendah.
Talasemia merupakan penyakit darah yang mempunyai bentuk eritrosit
lonjong, mempunyai ukuran yang kecil dan banyak. Karena bentuknya
demikian, maka eritrosit tersebut mempunyai afinitas terhadap oksigen yang
rendah. Jika ada seseorang yang menderita penyakit ini tubuhnya akan
kekurangan oksigen. Gejala penyakit ini yaitu limpa dan hati membengkak,
pertumbuhan tulang tengkorak dan tulang muka menebal, sehingga
Biologi SMA/MA Kelas XII
156
penderita kelihatan aneh, daya tahan tubuh rendah, wajah lembap dan
pangkal hidung terbenam. Talasemia ini dikendalikan oleh gen dominan
(Th Th).
3. Albino
Perhatikan Gambar 5.9 (tengah)! Gam-
bar itu memperlihatkan orang yang
memiliki kulit albino. Ciri penyakit albino
ini adalah pada tubuh seseorang tidak
mempunyai pigmen warna melanin
(hitam, coklat, kuning, putih) karena tidak
mempunyai enzim pembentukan warna
tersebut. Orang yang menderita penyakit
ini mudah terkena kanker kulit sebab tidak
tahan terhadap sinar matahari. Albino ini
mempunyai gen resesif dengan simbol mm,
sedangkan orang yang normal (MM),
faktor pembawa carier Mm.
4. Gangguan Mental
Coba perhatikan orang yang mengalami gangguan mental atau orang
gila! Pernahkah Anda berpikir apa yang menyebabkan orang tersebut
mengalami gangguan mental? Ada beberapa faktor yang menyebabkan
gangguan mental ini di antaranya adalah fenilketonuria (fku) yaitu
kegagalan tubuh penderita mensintesis enzim yang dapat mengubah
fenilalanin menjadi tiroksin yang akibatnya terjadi penimbunan fenilalanin
yang dibuang melalui urin, sehingga fenilalanin yang mempunyai senyawa
tinggi yaitu fenil piruvat dapat merusak sistem saraf yang akhirnya
menyebabkan individu menderita ganggun mental. Individu yang menderita
gangguan ini bergenotipe homozigot resesif.
Penyebab seseorang menderita gangguan mental yaitu karena pengaruh
pasangan alel gen resesif homozigot yang diwariskan dari kedua kedua orang
tuanya yang bergenotipe heterozigot. Agar lebih jelas, amati diagram berikut ini!
P
Aa
><
Aa
Ibu carier
Ba
pak carier
Gamet A
A
a
a
F1
AA : Aa : Aa
: aa
Normal : Carier :
Carier
: Gangguan mental
Perbandingan normal : Carier : gangguan mental = 1 : 2 : 1
Gambar 5.9 Albino (tengah)
Sumber: Dasar-Dasar Genetika, 1999
Biologi SMA/MA Kelas XII
157
Dari hasil perkawinan tersebut tampak 1/4 kemungkinan yang berge-
notipe homozigot dan bergenotipe homozigot resesif (aa) yang menderita
cacat mental. Dari yang normal terdapat
1/3 yang homozigot (AA) dan 2/3
normal, tetapi pembawa sifat (Aa). Bagaimana cara mengatasi gangguan ini?
Jika ada seseorang yang menderita
gangguan mental sebaiknya secara cepat
dideteksi urinnya dengan larutan feriok-
sida 5%, jika terjadi warna hijau kebiruan
berarti ia menderita gangguan mental.
Cara yang baik untuk mengobatinya
adalah dengan diet yang keras sehingga
menghilangkan asam fenil piruvat dari
darah (urine). Diet tersebut sampai batas
kandungan fenilalanin yang diperlukan
untuk mensintensis protein saja.
5. Hemofili
Hemofili merupakan contoh penyakit yang disebabkan oleh gen pautan
seks. Penyakit ini menyebabkan darah tidak dapat membeku. Apabila orang
yang menderita penyakit ini terkena luka kecil maka pendarahan tidak dapat
berhenti, akibatnya orang tersebut dapat meninggal dunia.
Gen pembeku darah terdapat pada kromosom X nonhomolog dan
bersifat dominan dengan simbol H (mampu memproduksi pembeku darah),
gen resesifnya dengan simbol h (tidak mampu memproduksi faktor pembeku
darah). Penyakit ini lebih banyak diderita kaum pria dibandingkan dengan
wanita karena pengaruh gen h pada wanita ditutupi oleh pasangannya H
(X
H
X
h
), sedangkan pada pria tidak demikian (X
h
Y).
Perlu Diketahui
Menurut para ahli, krimi-
nalitas merupakan salah
satu sifat yang dapat menu-
run dalam beberapa gene-
rasi suatu keluarga. Tentu
saja faktor lingkungan ikut
menentukan tumbuh tidak-
nya kecenderungan terha-
dap tindakan kriminalitas.
Sumber: Biologi 3 Depdikbud 1995
Gambar 5.10 Peta silsilah pewarisan penyakit hemofili keturunan Ratu Victoria
RATU
VICTORIA
ALBERT
NORMAL
PEMBAWA
HEMOFILIA
NORMAL
EDWARD
VII
VICTORIA
ALICE ALFRED ARTHUR
LEOPOLD
HELENA
BEATRICE
HENRY
MAURICE
LEOPOLD
ALFONSO
VICTORIA
EUGENIE
ALICE
ALEXANDRIA
MENINGGAL
PADA
UMUR 3 TH
IRENE
HENRY
OF
PRUSSIA
GEORGE
V
GEORGE VI
DALAM KELUARGA
RAJA INGGRIS
SEKARANG TAK
TERDAPAT HEMOFILIA
WALDEMAR
OF PRUSSIA
(HIDUP
SAMPAI 56
TAHUN
HENRY
MENINGGAL
PADA UMUR
4 TAHUN
CZAREVITCH
ALEXIS
(DIBUNUH)
VISCOUNT
TREMATON
MENINGGAL
PADA UMUR
20 TAHUN
MARY
MENINGGAL
WAKTU BAYI
ALFONSO
GONZALO
(PERDARAHAN SAMPAI AJAL
SETELAH KECELAKAAN)
Biologi SMA/MA Kelas XII
158
TUGAS INDIVIDU
Keterangan diagram :
Pada Gambar 5.10 tampak silsilah keturanan Ratu Victoria. Alel untuk
hemofili yang diderita oleh akeluarga kerajaan Eropa hampir selalu diturun-
kan oleh ibu-ibu yang heterozigot untuk sifat ini, sehingga tidak menunjukkan
gejala-gejala tetapi mereka menurunkan alel resesif pada separuh keturunan
laki-laki yang kemudian menderita hemofili.
6. Buta Warna
Penyakit ini sama dengan hemofili, yaitu merupakan penyakit gen yang
terpaut kromosom seks. Gen buta warna terdapat pada kromosom seks.
Gen buta warna terdapat pada kromosom X nonhomolog dan bersifat resesif.
Cacat buta warna biasanya tidak tampak dari luar, orang yang menderita
buta warna asli hanya dapat melihat warna hitam dan putih, sedangkan
penderita buta warna sebagian tidak dapat membedakan warna hijau dan
merah dari warna lain. Misalnya, seorang wanita pembawa buta warna
menikah dengan laki-laki normal, maka kemungkinan anak-anaknya
adalah:
P.
X
b
X>
<X
Y
Ibu carier
Bapak normal
Gamet
X
b
XX
Y
F1
X
b
X
: XX
: X
b
Y : XY
Wanita carier : Wanita nomal : Pria buta warna : Pria normal.
Cobalah Anda memperkirakan keturunan apabila seorang wanita
normal menikah dengan laki-laki penderita hemofili atau buta warna.
Buatlah diagram perkawinannya! Kerjakan di buku tugas Anda!
Biologi SMA/MA Kelas XII
159
7. Cacat pada Jari Kaki dan Tangan
Pernahkah Anda melihat jumlah jari tangan atau jari kaki berlebih
atau ruas-ruas tulang jari pendek pada tubuh seseorang? Coba Anda lihat
Gambar 5.11 berikut!
Tampak pada gambar penderita polidaktili mempunyai jari lebih atau
tambahan jari pada satu atau dua tangan dan kakinya, tempat tambahannya
yaitu di dekat kelingking. Polidaktili diwariskan orang tua kepada anak-
anaknya melalui gen autosom dominan. Coba Anda lihat hasil perkawinan-
nya berikut!
Ppp><Pp
Ibu carier
Bapak polidaktili
Gamet
p
P
p
F1
Pp = polidaktili
= 50%
pp = normal
= 50%
Penderita brakhidaktili memiliki ruas-ruas tulang jari pendek, sehingga
jari-jari tangan dan kaki pendek. Brakhidaktili dikendalikan oleh gen
dominan yang dalam keadaan homozigot bersifat letal, sedangkan dalam
keadaan heterozigot menderita brakhidaktili (jari pendek), dan untuk orang
yang normal memiliki genotipe homozigot resesif.
Gambar 5.11 Polidaktili pada tangan (a), polidaktili pada kaki (b),
dan brakhidaktili (c).
Polidaktili pada tangan
(a)
Polidaktili pada kaki
(b)
(c)
Sumber: Ilustrasi Bayu dan Haryana
Jari-jari tangan penderita
Brachydactilly
Biologi SMA/MA Kelas XII
160
Coba Anda perhatikan contoh dari hasil perkawinannya.
P.
Bb
><
Bb
Ibu brakhidaktili
Bapak brakhidaktili
Gamet
B
B
bb
F1
BB = normal
Bb = brakhidaktili
Bb = brakhidaktili
bb = normal
Dari hasil perkawinan terlihat jelas, bahwa wanita sangat mungkin
menderita cacat tersebut, berikut ini terdapat peta silsilah untuk memperoleh
pengetahuan sifat-sifat yang diturunkan kepada keturunannya!
Sumber: Biologi Jilid 3 Depdikbud 1995
Gambar 5.12 Peta silsilah polidaktili
Biologi SMA/MA Kelas XII
161
D MANFAAT GENETIKA
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu genetika
dapat diterapkan di berbagai bidang, misalnya bidang pertanian, peternakan
dan kesehatan. Penerapan tersebut di antaranya dilakukan melalui proses
mutasi buatan, seleksi, dan penyilangan.
Pada bab sebelumnya kita sudah mengetahui manfaat mutasi, misalnya
tanaman poliploid memiliki ukuran yang lebih besar dan mempunyai sifat-
sifat yang unggul, misalnya buah semangka berukuran besar dan tidak berbiji.
Seleksi dan penyilangan (breeding) dilakukan untuk mencari keturunan yang
memiliki sifat-sifat unggul, bertujuan untuk memperoleh hasil dengan mutu
lebih baik. Misalnya pada tanaman tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, tubuhnya kokoh, masa berbuah dan berbunga cepat. Pada hewan
dapat dipilih yang menghasilkan telur banyak tiap tahunnya, coba Anda
beri contoh yang lainnya! Setelah mendapatkan karakter yang sesuai dengan
keinginan, selanjutnya dilakukan penyilangan (breeding) dengan menerapkan
hukum-hukum Mendel.
Di bidang kesehatan, ilmu genetika banyak digunakan untuk mendiag-
nosis suatu penyakit, dapat mencegah timbulnya penyakit menurun, dan
mengobati suatu penyakit. Dengan demikian penyakit-penyakit yang
menurun dapat dicegah serta kelainan-kelainan bawaan dapat dihindari. Ilmu
genetika juga dapat digunakan untuk mengetahui penyakit–penyakit yang
menurun, sehingga dapat digunakan untuk mencegah perkawinan yang
mempunyai hubungan keluarga guna menghindari munculnya penyakit
menurun.
Biologi SMA/MA Kelas XII
162
R A N G K U M A N
1.
Gregor Johann Mendel
disebut sebagai Bapak Genetika karena
dialah orang yang pertama kali meneliti pewarisan sifat melalui
penyilangan.
2. Genotipe adalah sifat yang ditentukan oleh gen, sebagai faktor
bakat/pembawaan. Genotipe bersifat menurun dan diwariskan
kepada keturunannya.
3. Gen merupakan sepenggal DNA yang berguna untuk mengen-
dalikan sintesa protein. Apabila gen berubah, maka sifat makhluk
hidup juga berubah.
4. Fenotipe merupakan sifat yang tampak dari luar sebagai akibat
interaksi antara faktor genotipe dengan lingkungannya.
5. Hukum I Mendel dikenal sebagai Hukum Segregasi yaitu per-
kawinan organisme dengan hanya memperhatikan satu sifat
beda yang akan menghasilkan perbandingan 3 : 1.
6. Hukum II Mendel atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas
merupakan persilangan dihibrid yaitu perkawinan individu
dengan memperhatikan dua sifat beda akan menghasilkan per-
bandingan 9 : 3 : 3 : 1.
7. Backcross dan testcross digunakan untuk mengetahui genotipe
induknya.
8. Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan penyilangan
dihibrid yang hasil perbandingannya tidak sesuai dengan Hukum
Mendel misalnya peristiwa epistasis-hipostasis, kriptomeri,
polimeri, pindah silang, tautan, gagal berpisah, dan pautan seks.
9. Hemofili, buta warna, dan albino, merupakan penyakit yang
diturunkan dan tidak dapat disembuhkan.
10. Gen letal merupakan gen yang dapat menyebabkan kematian.
11. Golongan darah manusia berdasarkan ada tidaknya antigen
antibodi dibedakan menjadi ABO, MN, dan Rhesus.
12. Ilmu genetika dapat dimanfaatkan di bidang pertanian, peter-
nakan, dan kesehatan.
Biologi SMA/MA Kelas XII
163
L
A
T
I
H
A
N
I.
Pilihlah jawaban yang benar!
1 . Jika kita menyilangkan jagung berbiji bulat merah (BBmm) dengan
biji jagung keriput kuning (bbkk), maka keturunan pertama (F1)
menghasilkan biji jagung bulat berwarna merah, kemudian antara
keturunan pertamanya F1, maka akan mengha-silkan F2 dengan
perbandingan bulat merah : keriput merah : bulat kuning : keriput
kuning, sebagai berikut ....
a.
3 : 3 : 9 : 1
b.
1 : 3 : 3 : 9
c.
9 : 3 : 3 : 1
d.
9 : 3 : 1 : 3
e.
9 : 3 : 3
2 . Persilangan keturunan pertama (F1) dengan salah satu induk yang
bersifat homozigot dominan atau resesif, maka persilangan itu
disebut persilangan ....
a.
monohibrid
b.
dihibrid
c.
resiprok
d.
backcross
e.
testcross
3. Suatu individu yang mempunyai genotipe AABBCCdd, dapat
menghasilkan macam gamet ....
a.
4
b.
8
c.
16
d.
2
e.
10
4. Bayi yang menderita penyakit erithroblastosis fetalis lahir dari
pasangan ....
a.
ibu Rh
+
dengan ayah Rh
–
b.
ibu Rh
+
dengan ayah Rh
+
c.
ibu Rh
–
dengan ayah Rh
–
d.
ibu Rh
–
dengan ayah Rh
+
e.
ibu dan ayah mempunyai peresus yang berbeda
Biologi SMA/MA Kelas XII
164
5. Tanaman jenis jagung yang tinggi dominan terhadap pendek,
warna biji bulat dominan terhadap biji kisut. Jika dua tanaman
jagung yang bersifat heterozigot disilangkan, maka perbandingan
keturunannya adalah ....
a.
1/2 tinggi kisut : 1/2 pendek bulat
b.
1/2 pendek kisut : 1/2 tinggi bulat
c.
3 tinggi bulat : 2 pendek kisut
d.
9 tinggi bulat : 3 tinggi kisut : 3 pendek bulat : 1 pendek kisut
e.
9 tinggi bulat : 3 tinggi kisut : 3 pendek kisut : 1 pendek kisut
6. Jika terjadi suatu perkawinan antara seseorang bergolongan
darah A heterozigot dengan B heterozigot, maka kemungkinan
golongan darah anak-anaknya adalah ....
a.
B dan AB
b.
A, B, AB, dan O
c.
A dan B
d.
AB dan O
e.
A dan AB
7. Kromosom seks XY pada pria terdapat pada ....
a.
sel gamet dan sel testis
b.
sel alat reproduksi
c.
sel gamet
d.
sel somatik
e.
sel testis
8. Genotipe manakah yang membuat macam gamet masing-masing
sebanyak 25%?
a.
Pp rr SS tt
b.
PP rr Ss tt
c.
Pp RR Ss tt
d.
Pp Rr Ss Tt
e.
pp Rr Ss Tt
9. Seorang ayah buta warna akan menurunkan gen buta warna
tersebut pada ....
a.
50% dari cucu laki-lakinya
b.
50% dari anak laki-lakinya
c.
100 % dari anak laki-lakinya
d.
100% dari anak perempuannya
e.
100% dari cucu perempuannya
Biologi SMA/MA Kelas XII
165
10.
Perhatikan peta silsilah di
samping!
Individu X mempunyai go-
longan darah ....
a. B homozegot
b. A hemozigot
c.
A dan B Homozigot
d. AB
e.
O
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang Anda ketahui tentang gen, genotipe, dan fenotipe?
2. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Segregasi?
3. Coba Anda jelaskan dengan contoh terjadinya letal resesif!
4. Apa yang dimaksud dengan gagal berpisah?
5. Mengapa hemofili dan buta warna sering diwariskan kepada
anak-anak laki-laki?
6. Apa saja yang dapat dijadikan dasar munculnya pola pewarisan
sifat yang beraneka ragam itu sehingga seakan-akan menyimpang
dari hukum yang berlaku?
7. Apa perbedaan pindah silang dipandang dari segi kekerapannya
(frekuensi) dan proses kejadiannya?
8. Apa peranan ilmu genetika terhadap kehidupan manusia?
9. Apa yang dimaksud dengan polidaktili dan dengan cara apa sifat
ini dapat dipelajari?
10. Apa yang Anda ketahui dengan albino?
A
B
X
A
B
AB
A
B
AB
Biologi SMA/MA Kelas XII
166
UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Dengan diagram jelaskan kemungkinan keturunan tetua yang
bergolongan darah A >< golongan darah B, AB >< A, AB >< B
dan O >< O!
2. Budi mempunyai orang tua yang bergolongan darah AB, dia
bergolongan darah B. Ade bergolongan darah A, sedangkan kedua
orang tuanya bergolongan darah O dan AB. Keduanya menikah,
coba Anda analisa!
a.
Bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anak mereka
nanti?
b.
Buatlah diagram perkawinannya!
3. Menurut ilmu genetika, perkawinan yang mempunyai hubungan
keluarga harus dihindari. Apa tanggapan Anda tentang masalah
ini? Jelaskan disertai alasan yang tepat!